Tuesday, November 24, 2009

Seperti anak-anak lagi


Siklus hidup manusia terjadi mulai masa Janin, masa Bayi, masa Anak-anak, masa Remaja, masa Dewasa, masa Tua, meninggal dunia. Generasi muda akan  muncul dengan siklus hidup seperti itu pula.

Saya kenyang  menghadapi sikap para warga Panti Wreda milik Gereja kami. Dari 14 warga saat ini tinggal 10 warga yang terdiri dari 4 Opa dan 6 Oma.

Opa M, 69 tahun, minggu lalu mengalami operasi penyakit Hernita inguinalis di salah satu Rumah Sakit. Selesai operasi dan rawat inap 2 hari, Opa S pulang ke Panti kembali. Keadaan umumnya cukup baik, luka operasi  baik.

Keluhan dari Ibu Panti dan sesama warga Panti terhadap Opa M ini sama karena  bila tiba waktu makan, maka Opa M ini seperti mogok makan. Meskipun ada makanan, sepertinya Opa S  tidak ada selera makan padahal lauk pauk cukup baik. Opa M harus dibujuk-bujuk agar  jatah makanannya segera dimakan. Bila tidak mempan, maka sering kali diomelin oleh Ibu Panti. Opa  M yang tidur sekamar juga sudah habis kesabarannya membujuk Opa S agar mau makan.

Alasan tidak mau makan katanya, perutnya mual,  mau muntah bila melihat Telur atau Susu.

Selaku dokter di Panti, saya sudah memberikan Vitamin penambah nafsu makan, obat anti mual dll selain obat dari Rumah Sakit. Saya juga sudah memberi motivasi agar Opa S mau makan yang banyak. Kalau tidak makan, maka tidak ada tenaga dan bagaiman amau cepat sembuh dari sakitnya?

Saya membandingkan dengan keluhan Ibu-ibu yang datang mengantar anak-anaknya  berobat. Keluhan umumnya juga terdapat menurunnya selera makanbila sedang sakit atau bila sedang sehat sekalipun. Anka-anak tsb harus dibujuk-bujuk dan diming-imingi janji-janji akan diajak jalan-jalan dsb. Bila sudah habis kesabarannya Ibu-ibu ini  dapat menjewer telinga anak-anaknya. 

Kepada warga Panti, orang yang sudah lanjut, bila telinganya  dijewer maka ia akan marah, bukannya  menuruti kehendak Ibu Panti. Jadi perlakukan kepada umur lanjut berbeda meskipun perangainya mirip anak-anak.

Oma T lain lagi  kelakukannya. Mirip anak-anak juga.

Bila sudah masuk Kamar Mandi, maka ia akan lama keluar dari Kamar mandi. Bila diperiksa ternyata ia sedang main air di ember yang tersedia di kamar tsb. Persis seperti anak Balita yang senang main air. Bila dipaksa keluar dari kamar Mandi, ia akan meronta-ronta. “Nanti dulu, nanti dulu. “ Kalau tidak dipaksa keluar,  kapan akan selesai mandinya?  Oma T juga sering ngompol ( seperti anak-anak juga ) dan mesti dipakaikan Pampers untuk menampung urinenya.

Opa dan Oma yang lain meskipun umurnya sebaya dengan Opa S dan Oma T, tetapi kelakuannya biasa saja tidak mutlak seperti mereka.

Oleh karena itu bila kita yang masih mempunyai Ortu ( tentu usianya sudah lanjut ), janganlah merasa heran bila kelakuan beliau-beliau ini  kembali seperti anak-anak.-

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.