Tuesday, November 16, 2010

Being good doctor





Selasa, 16 November 2010 pk. 13.30 – 14.30 isteri saya mendapat tugas memberikan suatu presentasi atau ceramah dengan topik seperti diatas bagi murid kelas 1-3 sebuah SD Kristen Plus Penabur, Kota Cirebon.

Kali ini topik ceramah tidak seperti biasanya, misalnya: kesehatan, vaksinasi  atau penyakit tertentu. Topik “Being good doctor” seperti suatu promosi tentang bagaimana menjadi dokter yang baik. Emangnya semua murid dipersiapkan untuk menjadi dokter?  Entahlah saya tidak paham. Mungkin begitu.

Sebagai ajudan pribadi, maka saya menemani isteri saya. Selain itu juga saya dapat membuat Foto ketika isteri saya in action, Foto bersama  Guru sekolah dan 15 orang peserta ceramah. Foto dapat merupakan bukti yang otentik. Dengan sebuah Kamera Saku digital, maka  saya dapat membuat Foto dengan praktis. Kwalitas resolusi Kamera ini yang 8 Megapiksel  jauh lebih baik dari pada Ponsel saya yang 1,3 Megapiksel.

Sebenarnya waktu antara pk. 13.30 – 14.30 adalah saat yang kurang tepat, sebab rasa kantuk mulai menyerang, ditambah lagi udara yang sejuk dari 2 buah AC di dalam ruangan kelas membuat rasa kantuk lebih hebat.

Isteri saya  memberikan ceramah dalam bahasa Indonesia, meskipun Sekolah ini mempunyai bahasa pengantar bahasa Inggris. Rupanya komunikasi dalam bahasa Indonesia lebih menarik bagi para murid, yang terbukti ada banyak pertanyaan yang diajukan setelah ceramah selesai.

Intisari ceramah adalah:
  1. Mengapa saya menjadi dokter yang merupakan pengalaman pribadi.

  2. Pentingnya peranan Ortu dalam mendidik putra/inya.

  3. Persyaratan agar dapat menjadi dokter yang baik.

  4. Sarana penunjang untuk dapat belajar dengan baik.

  5. Pentingnya motivasi pribadi untuk mau menolong orang lain

  6. Dana yang ckup untuk membiayai kuliah.


Komposisi murid pria dan murid wanita berimbang
Hampir semua murid mengajukan pertanyaan.

Anda ingin tahu pertanyaan apa yang mereka ajukan?
Saya mencatat, antara lain:

  1. Kalau dokter sakit, siapa yang mengobatinya? ( Diri sendiri atau suami yang juga dokter )

  2. Bagaimana rasanya Mati? ( Saya tidak tahu, sebab saya belum mengalami kematian ).

  3. Kalau kecelakaan, otaknya keluar, apakah bisa dimasukkan lagi? ( Bisa dimasukkan lagi atau tidak bisa dimasukkan lagi, tergantung bagaimana keadaan lukanya ).

  4. Optopsi itu apa? ( Optopsi merupakan sebuah pemeriksaan untuk mengetahui sebab kematian seseorang  dengan cara membedahnya ).

  5. Kalau dokter melihat orang mati, kenapa dokter tidak menangis? ( Tergantung siapa yang mati. Kalau anggota keluarga sendiri, tentu dokter sedih dan dapat menangis juga ).

  6. Kenapa ada orang mati ada yang bisa hidup lagi? ( Bisa kalau ia mati suri, mati dalam waktu 2 jam pertama, ia dapat bangun lagi. Ini yang disebut sebagai Mati suri ).

  7. Kalau mata pakai Lensa Kontak , kenapa tidak pakai kacamata lagi? ( Sebab Lensa Kontak itu adalah pengganti Kacamata. Bedanya ia tidak bertangkai seperti Kacamata biasa ).

  8. Kalau mata buta apakah dapat dibantu dengan lensa Kontak?( Tidak bias. Kalau butanya  karena kerusakan Selaput Kornea, maka dapat diganti dengan Kornea orang lain yang sudah mati sebagai Donor mata ).


Dari pertanyaan yang diajukan para murid nampaknya keinginan tahu mereka cukup bagus. Kadang pertanyaannya  tidak masuk akal, tapi toh harus dijawab juga dengan jawaban yang masuk akal sesuai dengan pola pikir anak-anak.



No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.