Penyebab Gangguan Ingatan | tips Kesehatan kali ini mengulas Penyebab Gangguan Ingatan. Pernahkah Sobat lupa barang yang akan dibeli atau diambil saat bersiap-siap untuk melakukannya? Atau, Sobat lupa nama orang yang baru beberapa menit diperkenalkan?
Penjelasan umum kehilangan ingatan adalah otak kelebihan beban sehingga enggan membagi informasi. Tetapi gangguan ingatan jangka pendek dipengaruhi banyak hal, seperti migrain, menopause, kemoterapi, anestesi, dan depresi.
Namun, adanya gangguan ingatan yang terjadi pada orang yang berusia muda masih dalam penyelidikan, ujar Michael Gross, direktur Neurofisiologi di Rumah Sakit Churchill Clementine, Middlesex.
Ada beberapa penyebab munculnya hilang ingatan dalam jangka pendek, berikut di antaranya, seperti dikutip Daily Mail.
Kurang asam lambung
Vitamin B12 ditemukan dalam daging, ikan, produk susu dianggap berkaitan dengan memori yang sehat. "Kekurangan vitamin B12 terjadi ketika tubuh gagal untuk menyerap cukup vitamin meskipun di usus kecil," kata Dr Anton Emmanuel, seorang pakar pencernaan di Universitas College Hospital, London.
Penyebab lainnya termasuk anemia pernisiosa autoimun yang membuat tubuh sulit menyerap nutrisi, dan dan penyakit Crohn. Untuk mengatasinya, asup makanan kaya vitamin B12.
Tekanan Darah Tinggi
Saat usia Sobat masih di bawah 45 tahun dan Sobat sering lupa, sebaiknya periksa tekanan darah. Studi Universitas Alabama menemukan para penderita tekanan darah tinggi lebih mungkin mengalami gangguan memori dan berpikir dibanding mereka dengan tekanan darah normal.
Hormon tiroid yang kurang aktif
Jika Sobat sering merasa lelah, menjadi lebih gemuk, merasa depresi dan sering lupa, itu bisa menandakan hipotiroidisme, suatu kondisi yang memengaruhi 15 dari 1.000 wanita.
Kondisi ini terjadi saat kelenjar tiroid gagal memproduksi hormon yang dikenal sebagai tiroksin. "Hormon ini memainkan peran penting untuk metabolisme energi. Jika jumlahnya tak cukup metabolisme melambat termasuk fungsi otak yang mengingat lebih lama dan cepat lupa," ujar Richard Ross, profesor endokrinologi di Universitas Sheffield.
Menopause
Saat memasuki usia tertentu, wanita kerap merasa lebih pelupa. Studi Universitas California menegaskan bahwa berkurangnya kadar estrogen saat menopause memiliki pengaruh pada daya ingat. Namun, gangguan memori ini tak bersifat permanen.
Migrain
Jika Sobat rentan terhadap migrain, Sobat lebih mungkin mengalami amnesia global saat berusia di atas 50 tahun. Hal ini terjadi saat Sobat dapat mengingat kejadian terakhir hingga 24 jam namun perlahan-lahan mulai melupakan hal itu.
"Amnesia ini diperkirakan terjadi sebagai hasil dari cacat pada gen yang menyebabkan penyebaran impuls saraf di otak," kata Profesor Kirkham. "Seiring dengan terjadinya migrain, Sobat akan mengalami kelumpuhan memori sementara."
Penerbangan jarak jauh
Melalui perjalanan jarak jauh membuat memori terganggu. Ini akibat kurang tidur yang terjadi konsisten. Namun, studi terbaru di Universitas California menunjukkan, masalah memori dapat terus berlanjut setelah kembali ke jadwal semula. "Gangguan ini kesemuanya berasal dari kurang tidur yang konsisten," kata Profesor Kirkham.
Kemoterapi
Salah satu daftar efek samping yang tidak menyenangkan dari kemoterapi adalah kehilangan ingatan. Setengah pasien kanker payudara yang mengikuti sesi kemoterapi mengaku sulit mengingat selama menjalani pengobatan.
Diperkirakan, kemoterapi memengaruhi sel-sel otak sehat, dan mengurangi fungsinya. Studi Universitas Stanford menemukan, pasien kanker payudara yang telah menjalani pengobatan, memiliki aktivitas lebih sedikit pada area otak yang bertanggung jawab untuk memori.
Kehamilan
Diperkirakan, gaya hidup dan gangguan dan hilangnya rutinitas saat kehamilan menjadi penyebab wanita memiliki memori yang buruk. Dalam sebuah studi di Australia, wanita yang sedang hamil memiliki ingatan yang lebih buruk terutama mengingat nomor telepon dan nama orang yang baru mereka kenal.
Anestesi
Sobat tidak akan mengingat apapun saat bangun setelah dianestesi sebelum menjalani operasi. Namun, hal yang sama juga memengaruhi memori lebih lama dari yang diinginkan, mulai dari beberapa hari hingga satu tahun setelah operasi.
Studi RS Universitas Florida menemukan 40 persen pasien berusia lebih dari 60 tahun, 12,7 persen mengalami gangguan ingatan selama tiga bulan pascaoperasi.
Epilepsi
Kondisi otak yang menyebabkan kejang dapat memengaruhi kehilangan memori. Selama kejang, impuls listrik di otak terganggu. Jika serangan terjadi di daerah tertentu dari otak, seperti hippocampus, akan menyebabkan gangguan memori meski kejang berhenti.
"Epilepsi harus diobati dengan segera untuk menghentikan kejang sehingga tidak menimbulkan efek jangka panjang," kata Profesor Kirkham.
Obat Asma dan Arthritis
Kortikosteroid adalah obat yang umum digunakan untuk mengurangi asma dan radang sendi. Penggunaan jangka panjang dalam dosis tinggi, selama enam bulan atau lebih, dapat menyebabkan masalah ingatan, ucap Stephen Bazire, profesor Universitas Anglia Timur.
Kortikosteroid dapat membunuh sel otak, dan area otak khususnya hippocampus menyusut. "Mengganti steroid mungkin dapat mengurangi risiko kehilangan memori." ujar Bazire.
Depresi
Kondisi mental ini dikaitkan dengan rendahnya tingkat kimia otak seperti serotonin dan norepinefrin yang memiliki fungsi menyampaikan pesan. Sehingga, depresi juga berfek pada memori. "Pengobatan depresi, yang melibatkan terapi bicara atau tidak, dan berhasil, juga dapat membantu meringankan masalah ingatan," kata Dr Gross. (pie)
• VIVAnews
Penjelasan umum kehilangan ingatan adalah otak kelebihan beban sehingga enggan membagi informasi. Tetapi gangguan ingatan jangka pendek dipengaruhi banyak hal, seperti migrain, menopause, kemoterapi, anestesi, dan depresi.
Namun, adanya gangguan ingatan yang terjadi pada orang yang berusia muda masih dalam penyelidikan, ujar Michael Gross, direktur Neurofisiologi di Rumah Sakit Churchill Clementine, Middlesex.
Ada beberapa penyebab munculnya hilang ingatan dalam jangka pendek, berikut di antaranya, seperti dikutip Daily Mail.
Kurang asam lambung
Vitamin B12 ditemukan dalam daging, ikan, produk susu dianggap berkaitan dengan memori yang sehat. "Kekurangan vitamin B12 terjadi ketika tubuh gagal untuk menyerap cukup vitamin meskipun di usus kecil," kata Dr Anton Emmanuel, seorang pakar pencernaan di Universitas College Hospital, London.
Penyebab lainnya termasuk anemia pernisiosa autoimun yang membuat tubuh sulit menyerap nutrisi, dan dan penyakit Crohn. Untuk mengatasinya, asup makanan kaya vitamin B12.
Tekanan Darah Tinggi
Saat usia Sobat masih di bawah 45 tahun dan Sobat sering lupa, sebaiknya periksa tekanan darah. Studi Universitas Alabama menemukan para penderita tekanan darah tinggi lebih mungkin mengalami gangguan memori dan berpikir dibanding mereka dengan tekanan darah normal.
Hormon tiroid yang kurang aktif
Jika Sobat sering merasa lelah, menjadi lebih gemuk, merasa depresi dan sering lupa, itu bisa menandakan hipotiroidisme, suatu kondisi yang memengaruhi 15 dari 1.000 wanita.
Kondisi ini terjadi saat kelenjar tiroid gagal memproduksi hormon yang dikenal sebagai tiroksin. "Hormon ini memainkan peran penting untuk metabolisme energi. Jika jumlahnya tak cukup metabolisme melambat termasuk fungsi otak yang mengingat lebih lama dan cepat lupa," ujar Richard Ross, profesor endokrinologi di Universitas Sheffield.
Menopause
Saat memasuki usia tertentu, wanita kerap merasa lebih pelupa. Studi Universitas California menegaskan bahwa berkurangnya kadar estrogen saat menopause memiliki pengaruh pada daya ingat. Namun, gangguan memori ini tak bersifat permanen.
Migrain
Jika Sobat rentan terhadap migrain, Sobat lebih mungkin mengalami amnesia global saat berusia di atas 50 tahun. Hal ini terjadi saat Sobat dapat mengingat kejadian terakhir hingga 24 jam namun perlahan-lahan mulai melupakan hal itu.
"Amnesia ini diperkirakan terjadi sebagai hasil dari cacat pada gen yang menyebabkan penyebaran impuls saraf di otak," kata Profesor Kirkham. "Seiring dengan terjadinya migrain, Sobat akan mengalami kelumpuhan memori sementara."
Penerbangan jarak jauh
Melalui perjalanan jarak jauh membuat memori terganggu. Ini akibat kurang tidur yang terjadi konsisten. Namun, studi terbaru di Universitas California menunjukkan, masalah memori dapat terus berlanjut setelah kembali ke jadwal semula. "Gangguan ini kesemuanya berasal dari kurang tidur yang konsisten," kata Profesor Kirkham.
Kemoterapi
Salah satu daftar efek samping yang tidak menyenangkan dari kemoterapi adalah kehilangan ingatan. Setengah pasien kanker payudara yang mengikuti sesi kemoterapi mengaku sulit mengingat selama menjalani pengobatan.
Diperkirakan, kemoterapi memengaruhi sel-sel otak sehat, dan mengurangi fungsinya. Studi Universitas Stanford menemukan, pasien kanker payudara yang telah menjalani pengobatan, memiliki aktivitas lebih sedikit pada area otak yang bertanggung jawab untuk memori.
Kehamilan
Diperkirakan, gaya hidup dan gangguan dan hilangnya rutinitas saat kehamilan menjadi penyebab wanita memiliki memori yang buruk. Dalam sebuah studi di Australia, wanita yang sedang hamil memiliki ingatan yang lebih buruk terutama mengingat nomor telepon dan nama orang yang baru mereka kenal.
Anestesi
Sobat tidak akan mengingat apapun saat bangun setelah dianestesi sebelum menjalani operasi. Namun, hal yang sama juga memengaruhi memori lebih lama dari yang diinginkan, mulai dari beberapa hari hingga satu tahun setelah operasi.
Studi RS Universitas Florida menemukan 40 persen pasien berusia lebih dari 60 tahun, 12,7 persen mengalami gangguan ingatan selama tiga bulan pascaoperasi.
Epilepsi
Kondisi otak yang menyebabkan kejang dapat memengaruhi kehilangan memori. Selama kejang, impuls listrik di otak terganggu. Jika serangan terjadi di daerah tertentu dari otak, seperti hippocampus, akan menyebabkan gangguan memori meski kejang berhenti.
"Epilepsi harus diobati dengan segera untuk menghentikan kejang sehingga tidak menimbulkan efek jangka panjang," kata Profesor Kirkham.
Obat Asma dan Arthritis
Kortikosteroid adalah obat yang umum digunakan untuk mengurangi asma dan radang sendi. Penggunaan jangka panjang dalam dosis tinggi, selama enam bulan atau lebih, dapat menyebabkan masalah ingatan, ucap Stephen Bazire, profesor Universitas Anglia Timur.
Kortikosteroid dapat membunuh sel otak, dan area otak khususnya hippocampus menyusut. "Mengganti steroid mungkin dapat mengurangi risiko kehilangan memori." ujar Bazire.
Depresi
Kondisi mental ini dikaitkan dengan rendahnya tingkat kimia otak seperti serotonin dan norepinefrin yang memiliki fungsi menyampaikan pesan. Sehingga, depresi juga berfek pada memori. "Pengobatan depresi, yang melibatkan terapi bicara atau tidak, dan berhasil, juga dapat membantu meringankan masalah ingatan," kata Dr Gross. (pie)
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.