Saturday, June 9, 2012

Suntik minded



Pemberian pengobatan kepada pasien yang berobat dapat berupa pemberian Resep obat yang harus dibeli di Apotik atau pemberian Resep dan diberi suntikan. Pemberian suntikan bila dianggap perlu, misalnya serangan Ashma bronchial ( serangan sesak nafas ), Kaligata akut ( menderita gatal yang hebat akibat alergi terhadap sesuatu ), atau Kejang-kejang. Pada pasien yang menderita Flu biasanya jarang diberikan suntikan.

---

Ada pasien saya, Tn S, 48 tahun, langganan saya yang sering berobat bila menderita Daire, Pegel linu, Flu, Luka di kaki, dan lain-lain. Suatu saat ia menderita Kaligata yang akut, mungkin salah makan sesuatu. Saya berikan suntikan Antihistamin untuk meredakan alerginya dan resep obat untuk diminum. Pasien sembuh dalam waktu yang tidak terlalu lama. Katanya ia merasa cocok dengan pemberian obat dari saya, terutama efek suntikan yang diberikan.

Lain kali bila pasien ini sakit, ia minta diberi suntikan. Semula saya menolak memberikan suntikan, karena dianggap tidak perlu, dan cukup diberikan resep obat saja. Pasien ngotot minta disuntik dengan alasan agar cepat sembuh dari keluhan yang saat itu dideritanya. Pasien juga tidak berkeberatan bila ada tambahan fee untuk biaya suntikan tadi. Baginya yang penting keluhan sakitnya cepat sembuh.

Memang efek pemberian suntikan akan cebih cepat ( dalam bilangan menit ) bila dibandingkan dengan minum obat yang perlu waktu untuk diserap dalam saluran pencernaan ( perlu waktu beberapa jam ).

Jadi tidak aneh bila ada banyak pasien yang minta disuntik saat berobat kepada dokter, tidak peduli mereka sakit apa atau bila dianggap suntikan tidaklah perlu diberikan, mereka tidak peduli. Yang penting cepat sembuh.

---

Sebaliknya ada banyak pasien yang takut disuntik. Apapun alasannya, pasien-pasien ini selalu menolak disuntik. Alasannya mereka takut melihat jarum suntik dan takut merasa sakit saat disuntik ( padahal tidak selalu benar ). Ada pasien yang bertubuh besar, tetapi takut disuntik. Tubuh yang besar tidak menjamin nyalinya juga besar kalau hendak disuntik. Mereka minta diberi resep obat saja.

Jadi dalam menghadapi para pasien saya sebelum menyuntik, saya minta ijin dahulu bahwa pasien akan diberi suntikan. Bila pasien setuju, suntikan diberikan. Kalau pasien tidak setuju, mereka tidak diberi suntikan. Jadi ada “win win solution”.

Juga harap diingat pada pemberian suntikan ada kemungkinan pasien tidak tahan dengan obat yang disuntikkan, mesti ditanya dahulu apakah pasien alergi terhadap sesuatu obat. Bila ada faktor alergi jangan diberikan obat yang sama untuk menghindari kejadian Anafilaktik shok.
Lebih bijaksana bila sudah disiapkan obat suntik anti alergi, saat hendak menyuntik pasien, kalau-kalau pasien mendapatkan reaksi yang tidak diinginkan.-

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.