Go4HealthyLife.com, Jakarta - Pasien osteoporosis besar kemungkinan mengalami vertigo, menurut sebuah studi.
Penelitian yang diterbitkan di Neurology, jurnal medis dari American Academy of Neurology, melibatkan 209 orang dengan vertigo posisional jinak dengan tidak diketahui penyebabnya seperti trauma kepala atau operasi telinga.
Vertigo adalah gangguan telinga bagian dalam yang merupakan penyebab umum pusing. Kelainan ini diyakini disebabkan oleh kristal kalsium karbonat longgar yang bergerak di saluran penginderaan telinga bagian dalam.
Orang-orang dengan vertigo dibandingkan dengan 202 orang yang tidak memiliki riwayat pusing. Orang dengan osteoporosis, atau kepadatan tulang yang rendah, tiga kali lebih mungkin untuk memiliki vertigo, dan orang dengan osteopenia, yang merupakan tahap sebelum osteoporosis, dua kali lebih mungkin untuk mengalami vertigo dibandingkan orang yang memiliki kepadatan tulang yang normal.
Pada wanita, 25 persen dari mereka dengan vertigo menderita osteoporosis, dibandingkan dengan sembilan persen dari mereka yang tidak memiliki vertigo, dan 47 persen dari mereka dengan vertigo telah osteopenia, dibandingkan dengan 33 persen dari mereka yang tidak vertigo, demikian menurut Times of India.
Vertigo bukanlah suatu penyakit melainkan gejala dari berbagai gangguan saraf, penyakit dalam atau THT (telinga hidung tenggorokan). Vertigo terkadang juga bisa menjadi salah satu tanda awal serangan stroke.
Vertigo atau kehilangan keseimbangan akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari walaupun tidak menimbulkan rasa sakit pada organ tubuh lainnya. Ketika kambuh, penderita vertigo akan mengalami kesulitan berdiri dan bergerak karena merasa sakit kepala luar biasa hingga dunia tampak berputar, bahkan kerap kali disertai dengan rasa mual dan muntah.
80 persen vertigo disebabkan karena gangguan pada peripheral yaitu pada bagian telinga dalam (THT) dan 20 persen gangguan pada sentral yaitu bagian otak dan sistem saraf.
Vertigo bisa disebabkan karena adanya gangguan saraf, penyakit dalam dan THT (telinga, hidung, tenggorokan). Beberapa faktor yang menyebabkan vertigo antara lain karena serangan migrain, radang pada leher, mabuk kendaraan, infeksi bakteri pada alat pendengaran dan kekurangan asupan oksigen ke otak.
Kelainan pada telinga juga sering menjadi penyebab, termasuk pula kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba, gangguan di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak maupun di dalam otaknya sendiri. Vertigo bisa merupakan gejala di central, di otak kecil atau pembuluh darah di otak. Stroke juga bisa menyebabkan gejala stroke, bahkan 10 persen pasien stroke mengalami gejala awal pusing vertigo
Penelitian yang diterbitkan di Neurology, jurnal medis dari American Academy of Neurology, melibatkan 209 orang dengan vertigo posisional jinak dengan tidak diketahui penyebabnya seperti trauma kepala atau operasi telinga.
Vertigo adalah gangguan telinga bagian dalam yang merupakan penyebab umum pusing. Kelainan ini diyakini disebabkan oleh kristal kalsium karbonat longgar yang bergerak di saluran penginderaan telinga bagian dalam.
Orang-orang dengan vertigo dibandingkan dengan 202 orang yang tidak memiliki riwayat pusing. Orang dengan osteoporosis, atau kepadatan tulang yang rendah, tiga kali lebih mungkin untuk memiliki vertigo, dan orang dengan osteopenia, yang merupakan tahap sebelum osteoporosis, dua kali lebih mungkin untuk mengalami vertigo dibandingkan orang yang memiliki kepadatan tulang yang normal.
Pada wanita, 25 persen dari mereka dengan vertigo menderita osteoporosis, dibandingkan dengan sembilan persen dari mereka yang tidak memiliki vertigo, dan 47 persen dari mereka dengan vertigo telah osteopenia, dibandingkan dengan 33 persen dari mereka yang tidak vertigo, demikian menurut Times of India.
Vertigo bukanlah suatu penyakit melainkan gejala dari berbagai gangguan saraf, penyakit dalam atau THT (telinga hidung tenggorokan). Vertigo terkadang juga bisa menjadi salah satu tanda awal serangan stroke.
Vertigo atau kehilangan keseimbangan akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari walaupun tidak menimbulkan rasa sakit pada organ tubuh lainnya. Ketika kambuh, penderita vertigo akan mengalami kesulitan berdiri dan bergerak karena merasa sakit kepala luar biasa hingga dunia tampak berputar, bahkan kerap kali disertai dengan rasa mual dan muntah.
80 persen vertigo disebabkan karena gangguan pada peripheral yaitu pada bagian telinga dalam (THT) dan 20 persen gangguan pada sentral yaitu bagian otak dan sistem saraf.
Vertigo bisa disebabkan karena adanya gangguan saraf, penyakit dalam dan THT (telinga, hidung, tenggorokan). Beberapa faktor yang menyebabkan vertigo antara lain karena serangan migrain, radang pada leher, mabuk kendaraan, infeksi bakteri pada alat pendengaran dan kekurangan asupan oksigen ke otak.
Kelainan pada telinga juga sering menjadi penyebab, termasuk pula kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba, gangguan di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak maupun di dalam otaknya sendiri. Vertigo bisa merupakan gejala di central, di otak kecil atau pembuluh darah di otak. Stroke juga bisa menyebabkan gejala stroke, bahkan 10 persen pasien stroke mengalami gejala awal pusing vertigo
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.