Tuesday, August 21, 2012

Nyeri Dada Bisa jadi gejala Awal Penyakit Jantung

Bagi beberapa orang, nyeri dada seringkali muncul. Karena terjadi tidak tentu dan hanya menyerang beberapa menit, nyeri dada seringkali disepelekan. Tetapi, waspadai jika nyeri dada dirasakan lebih dari 10 menit, gangguan jantung mengintai Anda.
Nyeri yang dirasakan pada dada kiri bagi sebagian orang dirasakan sebagai gejala masuk angin yang mudah diatasi. Tetapi bagi pemilik riwayat jantung, nyeri tersebut sangat berbahaya jika tidak ditanggapi serius. “Nyeri dada itu bisa jadi merupakan gejala penyakit jantung, apalagi kalau dirasakan lebih dari 10 atau 15 menit, bahaya.” ujar Tri Widodo, dokter umum di Jalan S. Parman, Rabu (1/8).
Penyakit jantung ditandai dengan beberapa keluhan yang seringkali tidak disadari mempengaruhi kesehatan jantung. Karena itu, biasanya pemilik riwayat jantung kadang terlambat diselamatkan sesaat setelah terjadi serangan jantung.
Keluhan yang patut diwaspadai dan mendapatkan perhatian, katanya, selain nyeri di dada yakni jantung sering berdebar-debar, cepat letih, sesak napas, dan sering pingsan. Gejala lain yang harus diperhatikan yaitu terasa sesak bila tidur telentang, beberapa organ tubuh membiru, serta perut dan bagian kaki bengkak.
“Yang paling umum dan mudah diketahui ya saat ada nyeri di dada yang sangat sangit, kadang disertai keinginan untuk muntah,” lanjut Widodo.
Sementara, area nyeri pada gangguan jantung selain bagian dada kiri juga dirasakan di belakang tulang dada yang seringkali menjalar ke leher. Selain itu nyeri dari dada menjalar ke bahu, menjalar ke rahang, dari dada bawah di ulu hati, sertai di daerah punggung di antara kedua belikat.
Adapun penanganan pertama ketika ditemui adanya nyeri di dada yakni dengan membaringkan penderita, mengistirahatkan sampai nyeri berkurang atau hilang, pemberian oksigen, dan segera dibawa ke dokter. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan medis apakah benar terjadi gangguan jantung, perlu adanya diagnosis dini.
Jantung biasanya memiliki hubungan riwayat dengan keluarga yang memiliki penyakit sama. Di samping itu, penyakit juga dipengaruhi faktor gaya hidup, dan kelainan pembuluh darah. Gaya hidup yang berisiko berkaitan dengan pola konsumsi makanan yang berlemak dengan kolesterol tinggi.
Widodo menambahkan, faktor penyakit seperti darah tinggi, kencing manis atau diabetes mellitus, dan obesitas juga turut menyumbang kondisi kesehatan jantung. “Kebiasaan lain bisa karena rokok atau kurang olahraga,” kata dia.
Untuk mengendalikan faktor risiko beberapa upaya pencegahan penyakit jantung yang bisa dilakukan adalah memeriksa secara teratur kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat, memeriksa tekanan darah secara teratur, menerapkan pola makan yang sehat dan terapkan aktivitas sehat.
sumber solopos

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.