Kala aku memandangmu dan jiwaku gemetar menyaksikan pesona yang sedemikian itu, seperti ialalang yang gemetar menjelang prahara. Kau tersenyum padaku dan mengisi hari-hariku dengan duka cita yang indah dan suka cita yang gundah……
Surya tenggelam dibawah cakrawala nun jauh disana, dan disela-sela awan senja yang aneh bentuknya dan mempesona, muncullah sekunar bintang, bintang kejora,…………dewi cinta. Dalam hati aku bertanya ? apakah bintang itu juga dihuni oleh insan sepertiku – yang mencinta dan memendam rindu padamu ?
Dan apa yang bisa kukatakan tentang senyumanmu ? namun demikian, bukankah dalam senyumanmu terdapat rahasia yang perlu dilihat dan digambarkan oleh pria ? adakah senyumanmu menyembunyikan rahasia keabadian dibalik lembut susunan bibirmu ?
Tahukah engkau, bahwa biasanya aku menemukan pelipur lara, persahabatan dan kesenangan dalam percakapan kita yang sering terputus ? dan tahukah engkau bahwa biasanya aku berkata dalam hati, “Disanalah, nun jauh disana, seorang yang lain dari gadis-gadis lain, yang sudah memasuki jiwaku dan telah mengetahui rahasia agung hatiku. Tahukah engkau bahwa aku sering membisikan lagu pujian ini pada telinga bayanganku setiap kali aku mendengar suaramu ?”
Dibalik telingamu terdapat telinga yang tersembunyi, yang dapat mendengarkan bunyi yang amat indah laksana keheningan – bunyi yang tidak dapat diciptakan oleh bibir dan lidah, tetapi yang berasal dari balik bibir dan lidah, bunyi kesunyian yang manis, bunyi kegembiraan dan kepedihan dan bunyi kerinduan akan sesuatu yang tidak dikenal nun jauh disana.
Siapa diantara kita yang mampu menjelmakan kabut yang halus menjadi patung atau sosok pahatan yang nyata ? Tapi sang dara yang mampu mendengar bunyi dibalik bunyi itu tentu dapat melihat terang hatiku.
Akan kau temukan suatu mimpi, yang sebagaimana adanya, tampak setengah nyata setengah kabut. Jika kebetulan engkau menyukai segala sesuatunya, maka pengakuanmu akan pulang kembali menjadi penghormatan yang nyata ; Jika tidak, semua akan kembali menjadi kabut.
Surya tenggelam dibawah cakrawala nun jauh disana, dan disela-sela awan senja yang aneh bentuknya dan mempesona, muncullah sekunar bintang, bintang kejora,…………dewi cinta. Dalam hati aku bertanya ? apakah bintang itu juga dihuni oleh insan sepertiku – yang mencinta dan memendam rindu padamu ?
Dan apa yang bisa kukatakan tentang senyumanmu ? namun demikian, bukankah dalam senyumanmu terdapat rahasia yang perlu dilihat dan digambarkan oleh pria ? adakah senyumanmu menyembunyikan rahasia keabadian dibalik lembut susunan bibirmu ?
Tahukah engkau, bahwa biasanya aku menemukan pelipur lara, persahabatan dan kesenangan dalam percakapan kita yang sering terputus ? dan tahukah engkau bahwa biasanya aku berkata dalam hati, “Disanalah, nun jauh disana, seorang yang lain dari gadis-gadis lain, yang sudah memasuki jiwaku dan telah mengetahui rahasia agung hatiku. Tahukah engkau bahwa aku sering membisikan lagu pujian ini pada telinga bayanganku setiap kali aku mendengar suaramu ?”
Dibalik telingamu terdapat telinga yang tersembunyi, yang dapat mendengarkan bunyi yang amat indah laksana keheningan – bunyi yang tidak dapat diciptakan oleh bibir dan lidah, tetapi yang berasal dari balik bibir dan lidah, bunyi kesunyian yang manis, bunyi kegembiraan dan kepedihan dan bunyi kerinduan akan sesuatu yang tidak dikenal nun jauh disana.
Siapa diantara kita yang mampu menjelmakan kabut yang halus menjadi patung atau sosok pahatan yang nyata ? Tapi sang dara yang mampu mendengar bunyi dibalik bunyi itu tentu dapat melihat terang hatiku.
Akan kau temukan suatu mimpi, yang sebagaimana adanya, tampak setengah nyata setengah kabut. Jika kebetulan engkau menyukai segala sesuatunya, maka pengakuanmu akan pulang kembali menjadi penghormatan yang nyata ; Jika tidak, semua akan kembali menjadi kabut.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.