Friday, April 20, 2012

Makna Kiasan

Oleh: Nur Arifuddin, M.Pd
Staff Pengajar UIN Malang

Makna Kiasan
Makna kiasan atau makna kias digunakan sebagai kebalikan dari makna sebenarnya (Chaer, 2002). Makna kias adalah makna suatu satuan bahasa yang bukan makna sebenarnya (leksikal, konseptual, dan denotatif). Harimurti (dalam Pateda, 2001) juga mengemukakan bahwa makna kiasan adalah pemakaian satuan yang maknanya tidak sebenarnya.

Dalam bahasa Arab terdapat kata سفينة ‘kapal atau kendaraan laut’. Tetapi kalau dikatakan الصحراء سفينة tentu tidak lagi bermakna kendaraan laut atau kapal. Kata الصحراء سفينة mempunyai makna kias ‘onta’. Dalam hal ini onta di padang pasir diperumpamakan atau disamakan dengan kapal di laut. Dalam Al-Qur’an terdapat kata النجدين pada ayat وهديناه النجدين (surat Al-Balad). Kata النجدين merupakan bentuk dual/mutsanna dari النجد yang bermakna jalan atau gunung. النجد juga merupakan nama salah satu wilayah pegunungan di Mekah/Saudi. Dalam bahasa Arab banyak digunakan bentuk dual untuk mengacu pada dua hal yang berlawanan, misalnya قمران mengacu pada bulan dan bumi, dan قمران mengacu pada ayah dan ibu. Tetapi kata النجدين pada ayat di atas tidak mengacu pada jalan yang menanjak dan menurun ataupun bukit dan jurang (hal ini akan dibahas lebih lanjut pada bab 7). Kata tersebut tidak lain digunakan dengan makna kias atau sebagai kiasan dari jalan kebaikan/kebenaran dan jalan kesesatan.

Pateda (2001) mengemukakan bahwa makna kias banyak terdapat di dalam idiom, peribahasa, dan ungkapan. Adapun Chaer (2002) mengemukakan bahwa idiom, ungkapan, dan metafora merupakan tiga istilah dengan objek pembicaraan yang sama dari sisi pandang yang berbeda. Idiom dilihat dari segi makna, yaitu adanya penyimpangan makna dari makna leksikal dan makna gramatial unsur-unsur pembentuknya. Ungkapan dilihat dari segi ekspresi kebahasaan. Sedangkan metafora dilihat dari segi ada-tidaknya unsur pembanding.

Sebagai tambahan sekaligus bandingan penjelasan terhadap penjelasan yang dikemukakan Pateda (2001) dan Chaer (2002) di atas, mungkin dapat dikemukakan bahwa ungkapan merupakan istilah umum yang mencakup idiom, peribahasa, dan metafora. Idiom dan peribahasa merupakan ungkapan kebahasaan yang bersifat khas dan tetap. Idiom merupakan ungkapan khas yang sudah jadi dan tetap, yang maknanya menyimpang dari makna leksikal ataupun makna gramatikal unsur-unsurnya. Peribahasa dibedakan dari idiom dalam hal satuannya yang lebih lengkap/kompleks. Perbedaan lainnya, peribahasa cenderung digunakan untuk nasihat. Sebagai ungkapan yang sudah jadi, idiom dan peribahasa menjadi milik masyarakat pengguna bahasa secara umum.

Berbeda dengan idiom dan peribahasa, metafora merupakan ungkapan kebahasaan yang khas pula, tetapi bersifat individual. Metafora bukanlah ungkapan khas yang bersifat umum. Jika suatu metafora sudah tersebar secara luas di masyarakat, berubah menjadi idiom atau peribahasa, bergantung pada kompelksitas satuannya dan ada tidaknya aspek nasihat dalam satuan tersebut.

Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com, www.kmp-malang.com

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.