Mimisan atau dalam istilah medis, epitaksis artinya pendarahan pada hidung. Dalam hidung terdapat banyak pembuluh darah halus, terutama di daerah cuping. Pembuluh darah ini dapat pecah jika ada faktor pemicunya. Anak-anak seringkali mengalami mimisan karena selaput lendir dan pembuluh darahnya sangat sensitif.
Menurut buku "Panduan Pintar Merawat Bayi & Balita" yang ditulis oleh dr. Eveline PN SpA. dan Nanang Jamaludin, terdapat dua faktor penyebab mimisan, yaitu :
1. Faktor organik Ditandai kelainan organ bawaan sejak usia dini. Bisa berupa kelemahan pada organ hidungnya atau pembuluh darah hidung. Contohnya, pembuluh darah hidung yang terlalu lebar, terlalu tipis atau rapuh. Dengan begitu, ketika aktvitas anak berlebihan, terkena iritasi atau mengalami stres sangat mudah menglami mimisan.
2 Faktor gangguan medik
Terjadi karena adanya gangguan pembekuan darah. Sel darah merah atau trombosit akan segera bereaksi menutup luka ketika tubuh mengalami luka. Setelah luka berhasil ditutup maka trombosit secara otomatis terlibat dalam pembekuan darah. Mimisan karena faktor medik ini, disebabkan pembuluh darah dan trombosit gagal berfungsi menutup luka. Berarti, gagal dalam pemeliharaan pembekuan darah.
Saat buah hati mengalami mimisan, Anda tidak perlu panik. Lakukanlah empat langkah pertolongan pertama berikut :
1. Dudukkan anak dengan kepala condong ke depan. Hal ini untuk menghindari tersedak atau muntah darah akibat darah berbalik ke arah kerongkongan. Dengan duduk aliran darah akan melambat.
2. Tekan pangkal hidungnya dengan ibu jari dan telunjuk. Sebaiknya, gunakan kain atau tisu bersih saat menekan sehingga darah tidak berceceran. Lakukan selama 1 hingga dua menit. Buatlah buah hati merasa tenang dengan mengajarkannya mengatur nafas. Jika ia sudah bisa, perintahkan untuk bernafas melalui mulut.
3. Jika darah belum berhenti, cobalah kompres hidungnya dengan es yang dibungkus sapu tangan. Es dapat mengecilkan pembuluh darahnya.
4. Jika darah tidak kunjung berhenti dalam waktu lama segera periksakan ke dokter.
Setelah pendarahan dapat dihentikan, cegah anak mengorek hidung. Biasanya, dengan bertambah usia, mimisan jadi berkurang. Hal itu karena pembuluh darah dan selaput lendir hidungnya semakin kuat.
Menurut buku "Panduan Pintar Merawat Bayi & Balita" yang ditulis oleh dr. Eveline PN SpA. dan Nanang Jamaludin, terdapat dua faktor penyebab mimisan, yaitu :
1. Faktor organik Ditandai kelainan organ bawaan sejak usia dini. Bisa berupa kelemahan pada organ hidungnya atau pembuluh darah hidung. Contohnya, pembuluh darah hidung yang terlalu lebar, terlalu tipis atau rapuh. Dengan begitu, ketika aktvitas anak berlebihan, terkena iritasi atau mengalami stres sangat mudah menglami mimisan.
2 Faktor gangguan medik
Terjadi karena adanya gangguan pembekuan darah. Sel darah merah atau trombosit akan segera bereaksi menutup luka ketika tubuh mengalami luka. Setelah luka berhasil ditutup maka trombosit secara otomatis terlibat dalam pembekuan darah. Mimisan karena faktor medik ini, disebabkan pembuluh darah dan trombosit gagal berfungsi menutup luka. Berarti, gagal dalam pemeliharaan pembekuan darah.
Saat buah hati mengalami mimisan, Anda tidak perlu panik. Lakukanlah empat langkah pertolongan pertama berikut :
1. Dudukkan anak dengan kepala condong ke depan. Hal ini untuk menghindari tersedak atau muntah darah akibat darah berbalik ke arah kerongkongan. Dengan duduk aliran darah akan melambat.
2. Tekan pangkal hidungnya dengan ibu jari dan telunjuk. Sebaiknya, gunakan kain atau tisu bersih saat menekan sehingga darah tidak berceceran. Lakukan selama 1 hingga dua menit. Buatlah buah hati merasa tenang dengan mengajarkannya mengatur nafas. Jika ia sudah bisa, perintahkan untuk bernafas melalui mulut.
3. Jika darah belum berhenti, cobalah kompres hidungnya dengan es yang dibungkus sapu tangan. Es dapat mengecilkan pembuluh darahnya.
4. Jika darah tidak kunjung berhenti dalam waktu lama segera periksakan ke dokter.
Setelah pendarahan dapat dihentikan, cegah anak mengorek hidung. Biasanya, dengan bertambah usia, mimisan jadi berkurang. Hal itu karena pembuluh darah dan selaput lendir hidungnya semakin kuat.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.