Saturday, July 14, 2012

Obat Generik


Suatu pagi datang berobat Ibu M, 45 tahun mengantar seorang putranya yang ingin berobat. Putranya ini L, 5 tahun, menderita Flu.

Setelah selesai saya memeriksa L, Ibu ini berkata "Dok, obatnya minta obat generik saja ya?"

Saya menjawab "Baik, Bu." Rupanya Ibu ini sudah paham bahwa Obat Generik yang harganya terjangkau, juga dapat menyembuhkan penyakit putranya. Mereka dari keluarga gologan ekonomi bawah.

Saya menulis sebuah resep obat berupa 3 macam obat generik.

---

Suatu sore datang berobat sepasang suami-isteri. Sang suami yang sakit. Ternyata Pak K, 40 tahun ini menderita gangguan pencernaan ( Maag ).

Setelah selesai memeriksa pasien, saya menulis resep obat Generik untuk Pak K ini.

Saya berkata "Ini Pak, resep obatnya," sambil menyerahkannya kepada Pak K.
Pak K segera membacanya, setelah itu ia berkata "Wah..Dok, saya jangan diberi obat Generik. Beri saja obat paten.

Saya menjawab "Kenapa? Meskipun obat Generik, itu dapat juga menyembuhkan penyakit anda."

"Saya tidak mau minum obat Generik, Dok" ia menjawab. Rupanya ia karyawan sebuah Apotik sehingga sudah paham nama-nama obat Generik.

"Baiklah, saya akan ganti resep obatnya dengan obat yang paten." kata saya kemudian.
Tampak wajah Pak K ini lebih cerah dari pada sebelumnya. Rupanya ia dari golongan ekonomi menengah.

---

Dari 2 kejadian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ternyata memberi obat Generik, tidaklah mudah. Persoalannya menjadi lebih mudah bila sang pasien yang minta diberikan bukan obat Generik, karena ia merasa mampu membeli obat yang patent.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.