Istilah "kejantanan" sangat populer di masyarakat kita. Namun, apa yang dimaksud dengan "kejantanan" sebenarnya? Meski beragam, jawaban yang muncul tetap berkaitan dengan organ kelamin pria.
Ada beberapa anggapan mengenai kata itu. Ada yang mengartikannya sebagai kemampuan pria melakukan hubungan seksual. Sebagian lain mungkin mengartikannya sebagai kemampuan menghamili istri. Padahal, kemampuan melakukan hubungan seksual tidak selalu sama dengan kemampuan menghamili istri. Bisa jadi, seorang pria mampu melakukan hubungan seksual dengan baik dan memuaskan tetapi tidak mampu menghamili istri karena kesuburannya terganggu. Sebaliknya, bisa jadi seorang pria mampu menghamili istrinya tetapi tidak mampu melakukan hubungan seksual dengan baik sehingga sang istri tidak merasakan kepuasan seksual.
Dari kenyataan itu dapat dilihat adanya perbedaan antara fungsi seksual dengan fungsi reproduksi pria. Fungsi seksual menunjukkan kemampuan melakukan hubungan seksual, sedangkan fungsi reproduksi berkaitan dengan kesuburan atau kemampuan menghamili. Namun, fungsi seksual dan fungsi reproduksi memang mempunyai hubungan sangat erat, bahkan sebagian dilakukan oleh organ yang sama.
Contohnya, penis lebih berfungsi seksual daripada reproduksi walaupun sperma juga dikeluarkan melalui penis. Testis (buah pelir) berfungsi reproduksi karena di dalamnya diproduksi sel-sel spermatozoa. Namun, testis juga berfungsi seksual karena di dalamnya juga diproduksi hormon testosteron yang berperan bagi perkembangan seksual dan mempertahankan dorongan (gairah) seksual.
Banyak orang mengira kalau mampu melakukan hubungan seksual dengan baik, apalagi sering, pasti mampu pula menghamili. Sebaliknya, pria yang mengalami gangguan fungsi seksual dianggap juga mengalami gangguan kesuburan sehingga tidak mampu menghamili istri. Padahal, tidak demikian.
Pria mungkin mempunyai dorongan seksual kuat karena fungsi ereksi yang baik pula tetapi spermanya terganggu sehingga kesuburannya kurang dan tidak mampu menghamili. Pria mungkin saja mengalami disfungsi ereksi (dulu disebut impotensi) sheingga tidak dapat melakukan hubungan seksual dengan baik dan tidak dapat memuaskan istrinya tetapi kesuburannya baik sehingga mampu menghamili istrinya.
Gangguan fungsi seksual pria, apa pun jenisnya, pada dasarnya dapat disebabkan oleh faktor fisik atau faktor psikis. Gangguan sperma, berarti gangguan kesuburan, hampir selalu disebabkan oleh faktor fisik, walaupun hambatan psikis yang berlangsung lama dapat juga mengganggu produksi spermatozoa.
Penyebab gangguan fungsi seksual tidak pasti menyebabkan gangguan kesuburan. Sebaliknya, penyebab gangguan sperma tidak pasti mengakibatkan gangguan fungsi seksual. Sebagai contoh, penyakit kencing manis mudah dan sering mengakibatkan disfungsi ereksi tetapi tidak mudah menimbulkan gangguan sperma. Sebaliknya, varicocele (pelebaran pembuluh darah di sekitar testis) mudah dan sering mengakibatkan gangguan sperma bahkan dapat mengakibatkan pria menjadi sama sekali mandul tetapi fungsi ereksinya normal.
Merokok berlebihan dalam waktu lama, selain dapat mengakibatkan gangguan sperma juga mengakibatkan disfungsi ereksi. Maka, tepat sekali pencantuman peringatan bahaya merokok pada setiap bungkus rokok. Para perokok seharusnya tahu peringatan itu dan siap menerima akibat terburuk yang mungkin mereka hadapi.
Satu contoh lagi, penyakit kencing nanah (gonorrhea), salah satu penyakit menular seksual (PMS). Akibat penyakit itu, sperma dapat terganggu sehingga kesuburan terganggu. Tetapi fungsi seksual tetap baik, bahkan banyak suami menularkan penyakit itu melalui hubungan seksual pada istrinya.
Jadi jelas, kemampuan melakukan hubungan seksual tidak sama dengan kemampuan menghamili. Lalu apa yang dimaksud dengan "kejantanan"? Ya, tinggal pilih dan terserah saja. Apakah menunjuk pada kemampuan seksual atau kemampuan menghamili, atau keduanya?
(Sumber: Intisari)
Ada beberapa anggapan mengenai kata itu. Ada yang mengartikannya sebagai kemampuan pria melakukan hubungan seksual. Sebagian lain mungkin mengartikannya sebagai kemampuan menghamili istri. Padahal, kemampuan melakukan hubungan seksual tidak selalu sama dengan kemampuan menghamili istri. Bisa jadi, seorang pria mampu melakukan hubungan seksual dengan baik dan memuaskan tetapi tidak mampu menghamili istri karena kesuburannya terganggu. Sebaliknya, bisa jadi seorang pria mampu menghamili istrinya tetapi tidak mampu melakukan hubungan seksual dengan baik sehingga sang istri tidak merasakan kepuasan seksual.
Dari kenyataan itu dapat dilihat adanya perbedaan antara fungsi seksual dengan fungsi reproduksi pria. Fungsi seksual menunjukkan kemampuan melakukan hubungan seksual, sedangkan fungsi reproduksi berkaitan dengan kesuburan atau kemampuan menghamili. Namun, fungsi seksual dan fungsi reproduksi memang mempunyai hubungan sangat erat, bahkan sebagian dilakukan oleh organ yang sama.
Contohnya, penis lebih berfungsi seksual daripada reproduksi walaupun sperma juga dikeluarkan melalui penis. Testis (buah pelir) berfungsi reproduksi karena di dalamnya diproduksi sel-sel spermatozoa. Namun, testis juga berfungsi seksual karena di dalamnya juga diproduksi hormon testosteron yang berperan bagi perkembangan seksual dan mempertahankan dorongan (gairah) seksual.
Banyak orang mengira kalau mampu melakukan hubungan seksual dengan baik, apalagi sering, pasti mampu pula menghamili. Sebaliknya, pria yang mengalami gangguan fungsi seksual dianggap juga mengalami gangguan kesuburan sehingga tidak mampu menghamili istri. Padahal, tidak demikian.
Pria mungkin mempunyai dorongan seksual kuat karena fungsi ereksi yang baik pula tetapi spermanya terganggu sehingga kesuburannya kurang dan tidak mampu menghamili. Pria mungkin saja mengalami disfungsi ereksi (dulu disebut impotensi) sheingga tidak dapat melakukan hubungan seksual dengan baik dan tidak dapat memuaskan istrinya tetapi kesuburannya baik sehingga mampu menghamili istrinya.
Gangguan fungsi seksual pria, apa pun jenisnya, pada dasarnya dapat disebabkan oleh faktor fisik atau faktor psikis. Gangguan sperma, berarti gangguan kesuburan, hampir selalu disebabkan oleh faktor fisik, walaupun hambatan psikis yang berlangsung lama dapat juga mengganggu produksi spermatozoa.
Penyebab gangguan fungsi seksual tidak pasti menyebabkan gangguan kesuburan. Sebaliknya, penyebab gangguan sperma tidak pasti mengakibatkan gangguan fungsi seksual. Sebagai contoh, penyakit kencing manis mudah dan sering mengakibatkan disfungsi ereksi tetapi tidak mudah menimbulkan gangguan sperma. Sebaliknya, varicocele (pelebaran pembuluh darah di sekitar testis) mudah dan sering mengakibatkan gangguan sperma bahkan dapat mengakibatkan pria menjadi sama sekali mandul tetapi fungsi ereksinya normal.
Merokok berlebihan dalam waktu lama, selain dapat mengakibatkan gangguan sperma juga mengakibatkan disfungsi ereksi. Maka, tepat sekali pencantuman peringatan bahaya merokok pada setiap bungkus rokok. Para perokok seharusnya tahu peringatan itu dan siap menerima akibat terburuk yang mungkin mereka hadapi.
Satu contoh lagi, penyakit kencing nanah (gonorrhea), salah satu penyakit menular seksual (PMS). Akibat penyakit itu, sperma dapat terganggu sehingga kesuburan terganggu. Tetapi fungsi seksual tetap baik, bahkan banyak suami menularkan penyakit itu melalui hubungan seksual pada istrinya.
Jadi jelas, kemampuan melakukan hubungan seksual tidak sama dengan kemampuan menghamili. Lalu apa yang dimaksud dengan "kejantanan"? Ya, tinggal pilih dan terserah saja. Apakah menunjuk pada kemampuan seksual atau kemampuan menghamili, atau keduanya?
(Sumber: Intisari)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.