Saturday, September 29, 2012

Bisa Mencoba Baju Tanpa Datang ke Toko

Image: Corbis

SURABAYA - Kecanggihan teknologi memudahkan orang belanja. Orang yang belanja baju, tak perlu repot-repot datang ke toko untuk mencobanya. Karena alat canggih untuk mencoba baju telah diciptakan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (Stikom) Hans Christianto Andhoko.

Karya mahasiswa S-1 ini memudahkan konsumen untuk mengetahui baju-baju di toko tanpa harus mendatangi toko tersebut. Alat ini juga bermanfaat bagi toko, karena baju yang dicoba konsumen tidak berserakan dan kotor. Alat canggih ini diberi nama "Aplikasi Etalase Toko Pakaian Interaktif Menggunakan Teknologi Sensor Gerak Microsoft Kinect".

Berkat karyanya, Hans, panggilan akrab Hans Christianto Andhoko berhasil mendapatkan special mentioned (juara III) dalam ajang Indonesia ICT Award (INAICTA) 2012. Mahasiswa ini mengikuti lomba dalam kategori application untuk mahasiswa perguruan tinggi. Hasil yang diperoleh cukup menggembirakan dan membawa nama baik almamater. "Kami sangat bangga dengan perolehan penghargaan ini," ujar Hans.

Hans menceritakan, untuk membuat peralatan canggih ini, tidak dibutuhkan banyak perangkat, cukup komputer atau laptop dan kamera kinect yang menggunakan sensor. Peralatan ini memiliki fungsi untuk mendeteksi pemakai atau konsumen yang mau mencoba baju. Cara kerja alat ini, komputer atau laptop nantinya dihubungkan dengan kamera kinect sensor. Hasilnya, konsumen yang mencoba baju akan kelihatan.

Jika ingin memakai peralatan ini, konsumen cukup menekan tombol kruser yang telah tersedia. Tidak perlu menunggu lama, hanya butuh waktu sekitar tiga detik. Kemudian terlihat berbagai tawaran dalam mencoba baju-baju yang telah tersedia di database.

"Peralatan ini hanya bisa mencoba baju bagus atau tidak. Cuma untuk mengetahui ukuran besar atau kecil masih belum bisa," katanya, kemarin.

Peralatan ini, ungkap dia, sangat cocok dimiliki toko, karena praktis dan tidak membutuhkan tempat atau rak baju yang banyak. Selain itu, pemilik toko bisa menawarkan berbagai baju yang dijual ke lokasi-lokasi yang diinginkan tanpa membawa baju, yang terpenting, baju-baju yang berada di dalam toko sudah dimasukkan dalam data base. Alat ini sangat membantu penjual baju untuk menawarkan berbagai koleksi baju kepada konsumen.

Misalnya si A memiliki toko baju di satu lokasi, dia bisa menawarkan koleksi-koleksinya ke tempat-tempat lain seperti di kantor atau lokasi yang biasa dibuat berkumpul bersama teman-teman. "Pembuatan peralatan ini tidak terlalu mahal, hanya membeli kamera kinect sekira Rp1,3 juta dan membeli laptop sekira Rp5 juta," beber Hans.

Dalam proses pembuatan alat ini Hans mengaku dibantu dua dosen pembimbingnya yakni Teguh Sutanto dan Anjik Sukmaaji. Kedua pengajar STIKOM ini sangat berperan dalam meraih penghargaan INAICTA 2012. Bahkan Hans masuk nominator delapan besar dari 186 karya mahasiswa se-Indonesia. "Saya sangat senang dengan penghargaan yang diperoleh Hans, tetapi dia harus mengembangkannya," pinta Anjik Sukmaaji.

Anjik menuturkan, sebagai upaya memberi motivasi kepada Hans, dia memberikan tantangan supaya mahasiswa STIKOM bisa mengembangkan peralatan-peralatan yang dimiliki. Misalnya melengkapi alat yang bisa terkoneksi antara baju dan harga yang ditetapkan. Selain itu, pengembangan diarahkan untuk mendeteksi ukuran baju yang akan dicoba. Seperti ukuran S, M, L, atau XL. Ukuran-ukuran ini sebenarnya sudah masuk, tetapi masih belum sempurna. (arief ardliyanto/koran si)(//rfa)

Sumber

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.