Jakarta Butuh Tambahan Jalan 4.792 Km

JAKARTA: Kementerian Pekerjaan Umum menyatakan saat ini setidaknya dibutuhkan tambahan jalan sepanjang 4.792 kilometer di Jakarta, untuk melayani pertumbuhan kendaraan yang pesat.

Perhitungan itu, berdasarkan populasi Jakarta yang mencapai 12 juta jiwa saat ini, maka dibutuhkan panjang jalan 12.000 kilometer. Sementara, panjang jalan di DKI Jakarta yang mencapai 7.208 Kilometer baru memenuhi 60% dari total kebutuhan sebenarnya.

Dengan pertambahan kendaraan sebanyak 1.117 per hari atau 9% setiap tahunnya, sedangkan pertumbuhan panjang/luas jalan yang hanya 0,01%per tahun, Jakarta diperkirakan akan macet total pada 2014.

Staf Ahli Menteri Pu Setia Budhy Algamar mengatakan untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian PU telah menyiapkan strategi jangka pendek dan panjang dalam upaya menambah panjang jalan Jakarta.

Strategi itu dituangkan dalam Integrated Transportation Master Plan. Untuk jangka pendek yakni periode 2011-2015, katanya, antara lain pembangunan jalan tol Balaraja – Sunter, Sunter – Pulo Gebang, dan peningkatan jalan non-tol di ruas Kampung Melayu – Tanah Abang, Antasari – Kebayoran.

Sementara untuk jangka menengah (2016 – 2020), direncanakan akan dibangun jalan tol Duri Pulo – Kampung Melayu, Ulujami – Tanah Abang, Kemayoran – Kampung Melayu, Pasar Minggu – Casablanca, dan peningkatan jalan non-tol Pasar Minggu – Manggarai, Ciledug – Tendean.

"Saat ini juga sudah dimulai rencana pembangunam enam ruas tol dalam kota sepanjang 116 kilometer," ujarnya di Jakarta Jum'at (14/9/2012).

Meski demikian, dia mengatakan upaya peningkatan kapasitas jalan itu masih terkendala persoalan pembebasan lahan yang berjalan lambat dan keterbatasan dana yang tersedia.

Selain itu, juga ada banyak kasus dimana terjadi penurunan kondisi jalan yang terjadi akibat overloading dan terbatasnya kemampuan rehabilitasi jalan. Dia menambahkan perlu juga ada strategi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta.(c29/msb)

Sumber