Friday, September 7, 2012

Perlengkapan Canggih Membawa Atlet ke Era Baru


INILAH.COM, Jakarta – Olimpiade baru saja rampung. Namun, yang menjadi sorotan publik bukan hanya para atlet, tapi juga perlengkapan mereka, mulai dari pakaian renang hidrodinamika hingga sepeda serat karbon.

Teknologi yang mendorong atlet pada kemenangan di masa depan akan makin halus, peralatan pun makin canggih, kata profesor teknologi dan inovasi olahraga Mike Caine di Loughborough University Inggris.

“Saat ini, industri olahraga sedang ramai membicarakan kustomisasi. Artinya, lekukan dan kekakuan sol sepatu bisa dioptimalkan guna memberi kekuatan pada atlet individu,” kata Caine.

Mengukur kekuatan, geometri dan biomekanik kaki individu dapat menghasilkan terciptanya sepatu yang ‘disetel,’ lanjut Caine. Teknologi ini mampu mengoreksi kelainan gaya berjalan atau jaringan lunak yang tak efisien.

Sol sepatu ini dibuat menggunakan sistem manufaktur aditif yang ditemukan dan dipatenkan di universitas. Caine yakin, ini bisa memberi keuntungan baru di trek. “Pelari elit pria dan wanita sangat berbeda. Namun kini, sepatu mulai identik,” katanya.

Jenis perlengkapan custom ini akan menjadi norma bagi banyak olahragawan elit dan pada akhirnya akan masuk ke jalanan. Hasil riset ini merupakan salah satu upaya perintisan Sports Technology Institute Loughborough bekerjasama mitra publik dan swasta guna mendorong inovasi peralatan olahraga dan pelatihan.

Caine dan rekan sedang merintis perangkat pelacakan baru untuk perenang. Perangkat ini menggunakan giroskop yang dipasang pada tubuh dan akselerometer dengan kamera dan sensor di sekitar kolam renang untuk memantau posisi tubuh, percepatan, kecepatan dan kekuatan.

“Data menghapus ambiguitas seorang pelatih berpengalaman. Jika Anda bisa memberi data waktu dan kecepatan, Anda memperkuat perilaku pembelajaran,” katanya. Ini akan bekerja baik dengan olahraga teknis seperti berlayar dan bersepeda dan akan makin akurat saat teknologi makin maju, katanya.

“Banyak ahli aerodinamika dan hidrodinamika mengatakan ada banyak yang bisa dilakukan karena daya komputasi kita ada di tingkat di mana kita bisa memahami nuansa perubahan kecil,” katanya.

Kemajuan pesat perlengkapan ini mendorong beberapa badan olahraga memerintah dalam pengaruh teknologi. Pada 1996, Union Cycliste Internationale (UCI) menerbitkan Piagam Lugano berisi pedoman sempit desain sepeda, dan pada 2009, badan dunia renang FINA melarang baju renang Speedo LZR Racer karena rutin rusak.

Kini, regulator menghadapi ‘tugas rumit seiring teknologi olahraga yang makin kuat’. Penampilan ganda amputasi dari Afrika Selatan di London 2012 menimbulkan pertanyaan filosofis, kata, profesor Sejarah Rayvon Fouch di University of Illinois.

“Ini benar-benar mendorong kita berpikir mendalam mengenai kompetisi atletik seperti apa yang ingin kita lihat. Seberapa jauh teknologi harus didorong agar tidak merusak keaslian olahraga,” ungkapnya.

Olahraga selalu dimainkan menggunakan teknologi yang sedang berkembang untuk mencari keuntungan hukum terbesar. “Dalam 30-40 tahun terakhir, teknologi menjadi tempat yang efektif untuk mencari keuntungan besar,” katanya.

Percakapan lebih luas melibatkan badan pemerintah, atlet, produsen olahraga dan penggemar bisa membantu menentukan apa sebenarnya olahraga itu, kata Fouch.

Senada, Caine mengatakan, “Kuncinya adalah, melakukan hal ini bersama-sama dengan atlet dan produsen. Hal yang tak diinginkan adalah, teknologi pengganggu yang mengubah esensi olahraga dan membuatnya tak adil.” [ast]

Sumber

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.