Thursday, September 20, 2012

Radang Tengorokan Jangan Buru-buru Beri Antibiotik

Ketika radang tenggorokan menyerang, tak sedikit dokter meresepkan antibiotik. Padahal, tidak semua radang tenggorokan harus diatasi dengan antibiotik.
Sebuah temuan baru yang disampaikan para pakar di Infectious Diseases Society of America (ISDA) menyebutkan sebagian besar radang ini disebabkan oleh virus. Menurut pakar di ISDA, seperti dikutip oleh Live Science, hanya radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri streptococcus yang membutuhkan antibiotik seperti penicillin atau amoxicillin. Bakteri strep, nama panggilan streptococcus, juga tidak tepat jika diatasi dengan antibiotik jenis azithromycin dan cephalosporin, karena mereka semakin resisten dengan obat ini.
Setiap tahunnya ada 15 juta orang terkena radang tenggorokan di Amerika Serikat, dan 70 persen di antaranya mendapat antibiotik sebagai obat. Padahal hanya sebagian kecil yang terkena radang tenggorokan strep, yakni 20-30 persen anak-anak dan 15 persen dewasa.
Pertanyaan yang muncul tentunya adalah bagaimana membedakan radang tenggorokan yang disebabkan strep dan yang disebabkan virus. Menurut petunjuk dari ISDA, radang tenggorokan yang disebabkan oleh virus mempunyai gejala hidung berair, batuk, suara serak, dan sariawan.
Sementara radang tenggorokan akibat strep ditandai dengan gejala demam yang tiba-tiba tanpa hadirnya batuk dan pilek, rasa sakit di tenggorokan, serta susah menelan.
Karena itu ISDA menyarankan dokter-dokter di AS melakukan tes deteksi antigen jika mencurigai radang tenggorokan strep. Jika hasilnya negatif, maka ISDA menganjurkan dilakukan pemeriksaan kultur tenggorokan bagi anak-anak dan remaja. Pasien dewasa dan bayi sampai berusia 3 tahun tidak membutuhkan pemeriksaan ini.
ISDA menyatakan, petunjuk yang mereka keluarkan bukan untuk menggantikan peran dokter tapi untuk mendukung praktisi medis ini dalam membuat keputusan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.