Thursday, September 20, 2012

Karapan Sapi Piala Presiden digelar 21 oktober

Seorang joki, memacu sepasang sapi kerapan saat dilakukan uji coba, di Pademawu, Pamekasan, Madura, Jatim. (ANTARA/Saiful Bahri)

Pamekasan (ANTARA News) - Karapan Sapi se-Madura untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden RI akan digelar pada 21 Oktober 2012.

"Ada 24 pasangan sapi yang akan bersaing dalam kontes karapan sapi se-Madura ini," kata Sekretaris Bakorwil IV Madura, Tajul Falah, di Pamekasan, Selasa.

Ia menjelaskan, ada 24 pasangan sapi yang nantinya bersaing memperebutkan Piala Bergilir Presiden RI, yakni sebanyak enam pasangan dari masing-masing kabupaten.

Rinciannya, tiga pasangan dari kelompok yang menang, dan sebanyak tiga pasangan sapi karapan lainnya dari kelompok yang kalah.

Tradisi karapan sapi di Madura, pasangan sapi yang kalah diadu lagi dengan sesama sapi yang kalah, kemudian dipilih tiga besar, sehingga pasangan sapi kalah ini juga mendapatkan juara.

"Dari sebanyak 24 pasangan sapi ini nantinya akan ada enam pasangan yang akan mendapatkan hadiah, yakni sebanyak tiga pasangan pada bagian menang dan tiga pasangan lainnya dari bagian kalah," terang Tajul Falah.

Pasangan sapi yang akan mendapatkan Piagam Penghargaan dan Piala Bergilir dari Presiden RI nantinya yang berhasil meraih juara I pada kelompok yang menang.

Karapan sapi memperebutkan Piala Bergilir Presiden RI pada tanggal 21 Oktober 2012 itu merupakan kegiatan rutin tahunan di Madura pascamusim panen raya tembakau.

Sebelumnya, Bakorwil IV Madura juga menggelar lomba kecantikan sapi, atau sape sonok pada 20 Oktober dan pagelaran "Se-Malam di Madura" sebagai rangkaian kegiatan dari gelar budaya Madura itu.

"Kalau pagelaran `Se-Malam di Madura` itu pada malam hari mulai pukul 19.00 WIB malam setelah lomba kecantikan sapi," kata Tajul Falah menjelaskan.

Meski telah menentukan jadwal pelaksanaan, namun pihak Bakorwil sebagai pelaksana dalam kegiatan pageran budaya tahunan di Madura belum menetapkan format pelaksanaan karapan sapi, apakah menggunakan pola kekerasan atau tidak.

Alasan Tajul, karena pada praktiknya, sistem seleksi yang dilaksanakan di masing-masing kecamatan di empat kabupaten di Madura itu berbeda, ada yang menggunakan kekerasan dengan menggarukkan paku ke pantat sapi, ada pula yang sudah tidak menggunakan.

"Yang tidak menggunakan kekerasan hanya di Kabupaten Bangkalan. Kalau di Pamekasan, Sumenep, apalagi di Sampang, tetap menggunakan kekerasan," katanya menjelaskan.

Para ulama, aktivis LSM dan mahasiswa di Pulau Madura berharap, pelaksanaan karapan sapi yang akan digelar pada tanggal 21 Oktober 2012 itu tanpa praktik penyiksaan, sebagaimana pada karapan sapi 2011.(KR-ZIZ/E011)

Sumber

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.