Wednesday, September 19, 2012

Warga Grabag Temukan Prasasti Huruf Cina

Ilustrasi Prasasti Talang Tuwo - lemabang.wordpress.com

PURWOREJO, suaramerdeka.com - Sudanaryo, Warga Desa Wonoenggal Kecamatan Grabag Purworejo menemukan sebuah benda yang diyakini memiliki nilai sejarah tinggi, yakni sebuah batu sebuah prasasti bertuliskan huruf Cina.

Dalam catatan sejarah, orang-orang Cina mulai masuk di Kabupaten Purworejo sekitar tahun 1.600-an, sehingga berdasarkan data tersebut diperkirakan prasasti itu merupakan hasil peradaban abad XVI. Saat ini batu prasasti yang belum diketahui makna dan maksud tulisannya itu disimpan di Museum Tosan Aji (MTA).

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kabupaten Purworejo dalam waktu dekat akan segera mengirimkan sket tulisan Cina di batu tersebut untuk diteliti Balai Arkeologi dan Kepurbakalaan Yogyakarta.

Prasasti yang terbuat dari batu andesit dengan ketinggian sekitar 90 sentimeter dan lebar 57 sentimeter serta tebal 15 tersebut ditemukan di sekitar sumur keluarga Sudarnaryo di Desa Wonoenggal Kecamatan Grabag sekitar dua minggu lalu. "Batu prasasti selama ini digunakan sebagai landasan mencuci oleh warga di sumur miliki keluarga Sudanaryo," ungkap Kepala MTA Tri Yuliana.

Adanya keunikan berupa tulisan di batu tersebut mendorong Sudanaryo mengangkat dan menyerahkan kepada mantan Bupati Purworejo Kelik Sumrahadi untuk bisa diteruskan kepada pihak yang memahami batu tersebut. "Pak Kelik Senin (17/9) kemarin menelpon saya kalau dirumahnya ada prasasti. Kalau memang ada manfaatnya, kami dipersilakan untuk mengambil dan merawatnya di sini," tambah Tri.

Ditambahkan Tri, usai menerima telepon dirinya langsung menuju kediaman Kelik Sumrahadi. Dengan berat kurang lebih 2 kuintal, Tri Yuliana mengurungkan niatnya untuk membawa sekalian. Baru hari ini, bersama Kasi Sejarah Kepurbakalaan dan Nilai Tradisi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Eko Riyanto dan dua orang stafnya, pihaknya mengambil prasasti tersebut.

Usai dibersihkan oleh pihak Museum Tosan Aji dan disaksikan Eko Riyanto, dalam prasasti tersebut tampak sebentuk tulisan Cina yang tersusun dari atas ke bawah. Sekitar 10 sentimeter bagian bawah lebih tebal dibandingkan dengan yang lain. Ketebalan bagian bawah ini dimungkinkan untuk menanam di tanah agar lebih kuat.

Menurut Eko Riyanto, untuk membaca relief di prasarti pihaknya akan membawa kopian tulisan di prasarti ke Balai Arkeologi Yogyakarta atau Museum Ronggowarsito Semarang dan atau Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Klaten. "Relief ini akan kami gesek di atas kertas menggunakan pensil. Hasilnya akan dikirim ke salah satu dari tiga instansi tersebut," kata Eko. (Nur Kholiq / CN26 / JBSM)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.