Berdasarkan
dari hasil evaluasi status klinik Seorang pasien laki-laki, berumur 39 tahun
dengan diagnosis medis cervical roots syndrome sinistra. Setelah mendapat
obat-obatan neurodex, ranitidine, dan penanganan fisioterapi berupa MWD, TENS,
serta exercise selama 3 x pertemuan. Kini sudah terdapat pengurangan
nyeri,peningkatan LGS, peningkatan kekuatan otot..
- TENS Konvesional dalam pengurangan nyeri.
Pada
kasus ini pemberian TENS konvensional dengan dosis : durasi 150 ms, frekuensi
80 Hz, dengan arus kontinu serta intensitasnya normalis selama 15 menit selama
3 x terapi didapatkan hasil :
Nyeri
|
Terapi
Awal
|
Terapi
Akhir
|
Diam
|
38
mm
|
22
mm
|
Gerak
|
67
mm
|
39
mm
|
tekan
|
28
mm
|
14
mm
|
Jadi
pada kasus di atas didapatkan hasil bahwa TENS konvensional dapat mengurangi
nyeri baik nyeri diam, gerak, maupun tekan yang di evaluasi dengan VDS yang
didukung oleh penelitian Melzack dan Wall (1965) yang menyatakan bahwa TENS
konvensional menghasilkan efek analgesia terutama melalui mekanisme segmental
yaitu dengan jalan mengaktivasi serabut Aβ yang selanjutnya akan menginhibisi
neuron nosiseptif di kornu dorsalis medulla spinalis. Ini mengacu pada teori
gerbang control (gate control theory) yang dikemukakan oleh Pada
penelitian yang dilakukan oleh Sjolund,
(1985), Woolf Mitchel dan barrett, (1980) woolf,Thompson dan king (1988)
terhadap binatang percobaan menunjukkan bahwa aktivasi pada serabut aferen
bermielin tebal atau berdiameter besar mampu menginhibisi reflek nociceptif
meskipun telah dilakukan transeksi spinal terhadap jalanan inhibisi desenderan
yang datangnya dari otak. Garrison dan foreman (1994) menunjukkan bahwa TENS
secara bermakna mengurangi aktivitas sel nociceptor di kornu dorsalis saat TENS
diaplikasikan pada area somatic. Ini semua menunjukkan bahwa analgesia yang
dihasilkan TENS konvensional terjadi di medulla spinalis dalam bentuk inhibisi
pre dan post sinapsis (Garrison dan Foramen,1996). Studi yang dilakukan oleh
Duggan dan Foong (1985 ) terhadap binatang percobaan membuktikan bahwa transmitter inhibitor gamma aminobutyric acid
(GABA) ikut berperan dalam menginhibisi nyeri. Akan tetapi hal ini tidak di
dukung oleh Parjoto,2002 dalam observasi klinisnya yang menunjukkan bahwa TENS
menghasilkan analgesia yang terjadi dengan cepat tetapi tidak bertahan lama
adalah sejalan dengan modal inhibisi sinapsis di tingkat segmental. Dari hasil
evaluasi kami diperoleh pengurangan nyeri, yang mungkin hal ini tidak hanya
dipengaruhi oleh konvensional TENS akan tetapi juga dipengaruhi oleh efek
medikamentosa.
Micro Wave Diathermy (MWD)
MWD
merupakan salah satu modalitas fisioterapi dengan menggunakan stressor panas
berupa energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak balik
berfrekuensi 2.450 M.Hz dengan panjang gelombang 12, 25 cm. arus ini dapat menimbulkan
aksi potensial terhadap akar saraf motorik maupun sensorik atau dengan kata
lain tidak menimbulkan kontraksi otot. Penggunaan MWD pada kasus ini bertujuan
untuk mengurangi nyeri, mengurangi spasme otot, dan memperbaiki sirkulasi
darah.
Efek
fisiologis dari MWD antara lain : (1) meningkatkan metabolisme sel-sel local
kurang dari 13% setiap kenaikan temperature 1° C; (2) meningkatkan elastisitas
jaringan 5 sampai 20 kali lebih baik; (3) menurunkan tonus lewat normalisasi
nocisensorik; (4) meningkatkan sirkulasi darah perifer; (5) meningkatkan ambang
rangsang dan meningkatkan konduktivitas saraf.
Terapi
latihan
KESIMPULAN
Berdasarkan
dari hasil evaluasi status klinik Seorang pasien laki-laki, berumur 39 tahun
dengan diagnosis medis cervical roots syndrome sinistra. Setelah mendapat
obat-obatan neurodex, ranitidine, dan penanganan fisioterapi berupa MWD, TENS,
serta exercise selama 3 x pertemuan. Kini sudah terdapat pengurangan
nyeri,peningkatan LGS, peningkatan kekuatan otot..
SARAN
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.