Sunday, October 14, 2012

Punden Berundak Ditemukan di Demak

KOMPAS.com / ARI WIDODO 
Warga melihat lokasi penemuan Punden Berundak di Desa Pilangrejo, Kecamatan Wonosalam, Demak, Senin (8/10/2012)

DEMAK, KOMPAS.com - Sebuah bangunan yang tersusun tumpukan batu bata bertingkat mirip Punden Berundak, yang diduga merupakan salah satu situs bersejarah, ditemukan di Desa Pilangrejo, Kecamatan Wonosalam, Demak.

Meski belum jelas kepastiannya, penemuan benda yang diduga bersejarah di areal persawahan tersebut, menggemparkan warga. Kepala Desa Pilangrejo, Tugiman mengatakan, batu bata bertingkat di areal pesawahan milik Sutarjan, pertama kali ditemukan oleh Sugiyanto pada hari Jumat (5/10/2012) lalu.

Saat itu, Sugiyanto hendak mengambil tanah di sawah milik Sutarjan, untuk keperluan menguruk pekarangan rumahnya. Ketika mengayunkan cangkulnya, ternyata ujung cangkul membentur benda keras, karena penasaran ia pun menggalinya lebih dalam lagi, dan ternyata menemukan tumpukan batu bata.

"Setelah digali satu meter, ternyata ditemukan tumpukan batu bata yang tersusun rapi mirip punden berundak." Terang Tugiman , Senin (8/10/2012).

Mendengar adanya penemuan itu, warga berduyun-duyun datang ke lokasi untuk melihatnya. Bahkan ada sebagian warga yang mengambilnya untuk dibawa pulang.

Sebagai antisipasi agar situs bangunan tidak rusak dan berubah bentuk, kini pemerintah desa setempat memagari lokasi penemuan itu dan meminta warga menghentikan penggalian.

Selama ini, di Desa Pilangrejo belum pernah ditemukan benda yang mirip dengan penemuan batu bata ini. Namun pada tahun 2008 lalu, salah seorang warga pernah menemukan guci kuno pada kedalaman tiga meter saat warga membuat sumur di lokasi yang tidak jauh dari penemuan punden berundak ini.

"Menurut keterangan para sesepuh desa, dari jaman nenek moyang hingga saat ini, belum pernah mendengar maupun ada warga yang mendirikan bangunan di tempat penemuan pundek berundak ini," jelas Tugiman.

Sementara itu, usai meninjau lokasi, Ahmad Widodo, staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten Demak, mengaku tidak berani memastikan apakah penemuan tumpukan batu bata di Desa pilangrejo ini merupakan peninggalan sejarah. Ia berkilah, yang berhak menentukannya adalah Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng.

Namun, jika melihat bentuknya, panjang dan tebal batu bata, ciri-cirinya persis dengan batu bata yang ada di Trowulan, Jawa Timur. "Batu bata ini tebalnya sekitar 7-10 cm, diperkirakan ada sebelum jaman kerajaan Demak, atau sebelum abad 15," kata Ahmad Widodo.

Sumber

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.