Thursday, October 4, 2012

Tarian "Heliosphere" Inggris Ikut Meriahkan SIPA 2012

Penampil asal Inggris The Heliosphere tampil dalam malam pertama Festival Solo International Performing Arts (SIPA) 2012, di Pamedan, Istana Mangkunegaran, Solo, Jateng, Sabtu (28/9) malam. Festival seni pertunjukan tahunan berskala internasional pada tahun ini menampilkan sejumlah penampil asal mancanegara seperti Inggris, Jepang, serta Brazil. (ANTARA/Andika Betha)

Solo (ANTARA News) - The Dream Engine dari British Council Inggris yang berjudul tarian "Heliosphere" ikut memeriahkan pagelaran "Solo International Performing Art" (SIPA) 2012" di Pamedan, Pura Mangkunegaran, Jumat malam.

Tarian "Heliosphere" atau ilusi terbang yang ditampilkan seorang penari akrobatik udara dengan mengikuti alunan suara musik, dan tata cahaya lampu yang indah membuat ribuan penonton kagum melihat ke atas.

Seorang penari perempuan yang melayang-layang di udara dengan sebuah balon besar berputra, melingkar, dan tampak seperi tanpa bebas sangat indah dan elok ditonton.

Bahkan, ribuan penonton yang memadati Pemedan Pura Mangkunegaran tidak henti-hetinya memberikan tepuk tangan.

Selain itu, penampilan penari The Dream Engine tersebut kelihatan juga berinteraksi kepada penonton, karena sekali-sekeli dia turun mendekat dengan penonton memberikan salam.

Pada pagelaran SIPA di Solo tersebut juga tampil kelompok nyanyian alam oleh Ully Sigar Rusadi yang sejak tahun 1985 aktif dalam kampanye lingkungan hidup di Indonesia dan global warming.

Ully Sigar Rusadi dengan kelompoknya, dan salah satu di antaranya artis terkenal Paramita Rusadi membawakan lagu-lagu maupun tarian tentang pelestarian lingkungan.

Lagu-lagu yang dibawakan oleh kelompok Nyanyian Alam tersebut antara lain, perdamaian, Mahabarata, Menikam Nusantara, dan Musim Tanam juga dapat melepas rindu para penonton warga Solo.

"Kami melalui SIPA di Solo, mengajak masyarakat untuk melindungi lingkungan agar dialkumkan ke seluruh Nusantara. Bahkan, ke bagian dunia," kata Ully Sigar Rusadi.

Penapilan delegasi SIPA selanjutkan kelompok musik dan tari tradisional dari Jepang, yang bernama Eisa Dance. Eisa Dance ini yang menampilkan tarian nyanyian puji-pujian Budha (Nenbutsu) untuk mengenal dan menghargai semangat leluhur.

SIPA diakhiri dengan penampilan seorang seniman Sejiwo Tedjo bersama kelompoknya dengan karyanya menjadi mengenang akar budaya Indonesia melalui metabolism kreatif.

Sujiwo Tedjo dengan karyanya penggambungan seni budaya cerita wayang kulit dan kreasi modern yang berisikan kritikan-kritikan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Ketua panitia SIPA 2012 Irawati Kusumorasri, pagelaran SIPA yang keempat tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya dengan mengakat tema "Go Green" dengan seni pertunjukan yang membawa semangat kebersamaan untuk menyelematkan bumi dan segala kehidupannya.

"Save Our World Better Future, telah menjadi tema sekaligus pesan yang disampaikan melalui SIPA ini," katanya.

Menurut dia, dengan Save Our World Better Future, menyelamatkan bumi dan segala kehidupannya melalui penghijauan dan cara melestarikan budaya yang dimiliki, karena kehidupan budaya juga patut menjadi perhatian.

Sementara pagelaran SIPA 2012 tersebut juga dihadiri Wakil Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Duta Besar Korea Selatan di Jakarta Kim Young Sun, Duta Besar Brunei Darussalam, Philipina, delegasi Britsh Council Inggris, dan Okinawa Jepang.

Bahkan, pagelaran SIPA sebelum dimulai dilakukan prosesi menyerahan pohon manila ke pada para delegasi untuk ditanam. Pohon manila ini mempunyai arti jika pohon ini ditanam akan mendapat kebaikan dan buahnya jika dimakan membuat orang sehat. (ANT)

Sumber

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.